Bendungan dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok tergantung pada tujuan pengelompokannya. Didalam kriteria ini, bendungan dikelompokkan berdasarkan tiga hal berikut, yakni: fungsi, desain hidrolik dan material yang digunakan.
1. Pembagian Tipe Bendungan Berdasarkan Fungsi
Berdasarkan fungsinya tipe bendungan dapat dibedakan menjadi:
- Bendungan Penampung air. Dibangun untuk penampung air pada saat kelebihan dan digunakan pada saat kekurangan. Pada umumnya penampung dilakukan pada musim hujan kemudian digunakan pada musim kemarau. Lebih rinci lagi bendungan penampung air dapat dibedakan berdasarkan tujuan penampungan airnya yaitu untuk : air baku, pembangkit listrik, perikanan, rekreasi dan lain sebagainya. Tujuan atau tujuan khusus pembangunan bendungan sering berpengaruh pula pada desain strukturnya dan mungkin perlu ditentukan kriteria besarnya fluktuasi muka air waduk dan besar debit rembesan yang diizinkan.
- Bendungan Pengalih Aliran (Diversion Dams). Dibangun untuk meninggikan muka air agar diperoleh tinggi jatuh yang cukup atau agar dapat dialihkan aliran sungainya masuk kesaluran atau sistem pembawa lainnya. Beberapa bendungan tipe ini digunakan untuk pengembangan irigasi, pengalihan aliran dari sungai ke waduk diluar sungai yang bersangkutan, untuk air baku dan industri, atau untuk kombinasi berbagai keperluan.
- Bendungan Pengendali Banjir. Bendungan tipe ini disebut pula bnedungan detensi atau retensi banjir, dibangun untuk memperlambat atau menyimpan sementara aliran banjir dan mengurangi terjadinya banjir besar. Bendungan pengendali banjir dapat dibedakan lagi menjadi dua macam tipe, yaitu: tipe yang umum adalah untuk menyimpan sementara dan melepas aliran banjir dengan debit yang tidak melampaui kapasitas sungai dihilir. Tipe yang lain adalah untuk menahan air selama mungkin agar air meresap ke tebing-tebing atau pondasi yang lolos air. Bendungan tipe ini kadang-kadang juga dibangun untuk menangkap sedimen, sehingga kadang-kadang disebut pila sebagai bendungan penangkap sedimen (derbris dams).
- Bendungan Serbaguna. Umumnya pembangunan bendungan tidak hanya bertujuan untuk memperoleh manfaat tungga, tapi untuk lebih dari satu manfaat seperti : untuk penyedia air irigasi, tenaga listrik, air baku, pengendali banjir, perikanan, rekreasi dan lain sebagainya, bendungan ini lazim disebut bendung serbaguna.
2. Pembangunan Tipe Bendungan Berdasarkan Aspek Hidraulik.
Ada 2 tipe yaitu bendungan yang boleh dilimpasi air dan bendungan yang tidak boleh dilimpasi air.
- Bendungan yang boleh dilipasi air (overflow dams). Adalah bendungan yang didesain boleh dilimpasi air di puncaknya. Bendungan seperti ini umumnya hanya memiliki tinggi beberapa meter, bendungan dibuat dari material yang tahan terhadap erosi seperti beton, pasangan batu, baja, kayu dan lain-lain.
- Bendungan yang tidak boleh dilimpasi air (nonoverflow dams). Adalah bendungan yang didesai tidak boleh meluap. Tipe ini lazimnya dibuat dari material urugan tanah dan urugan batu, sering pula berupa bendungan beton yang dikombinasikan dengan pelimpah serta urugan tanah atau batu sisi-sisinya sehingga membentuk bangunan komposit.
3. Pembagian Tipe Bendungan Berdasarkan Materialnya.
Pengelompokan bendungan yang paling lazim digunakan didalam diskusi desain adalah berdasarkan material pembentuk bendungan. Tipe bendungan berdasar material pembentuk bendungan ini, juga dikenal sebagai tipe dasar didalam pembuatan desain bendungan, seperti bendungan beton gaya berat (concrete gravity dams) bendungan beton dengan penyangga (hutress dams), bendungan beton pelengkung (arch dams), bendungan urugan tanah dan urugan batu.
a. Bendungan Urugan Tanah. Adalah bendungan yang paling lazim dibangun, karena konstruksinya menggunakan material galian stempat yang tersedia yang tidak perlu banyak pemrosesan. Dibanding dengan tipe lain, tipe ini dapat dibangun hampir pada segala jenis tanah pondasi dan pada topografi yang kurang baik dan umumnya lebih sering dibangun untuk tujuan penampung air. Pada gambar dibawah ini diperlihatkan berbagai potongan tipe bendungan urugan yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 tipe, yakni:
- Bendungan urugan tanah homogen
- Bendungan urugan tanah berzona (dengan inti tegak atau miring).
Pembuatan zona-zona pada tubuh bendungan adalah bertujuan untuk meningkatkan keamanan bendungan, yaitu dalam rangka mendapatkan kekuatan (strengt) yang cukup, serta pengendalian rembesan dan retakan. Untuk mendapatkan desain yang aman, dapat dibuat berbagai kemungkinan tipe zona; bila material yang digunakan memiliki tingkat lulus air yang rendah atau diperlukan adanya ketahanan terhadap retakan di bendungan perlu dipasang lapisan drainase horizontak yang dikombinasikan dengan drainas tegak atau miring.
Bendungan urugan tanah harus dilengkapi dengan bangunan pelimpah dengan kapasitas yang memadai. Kelemahan utama bendungan tipe ini adalah rawan terhadap erosi yang dapat berakibat kerusakan atau keruntuhan bendungan.
b. Bendungan Urugan Batu. Adalah bendungan urugan yang sebagian besar material timbunannya berupa batu, yang berfungsi sebagai pendukung utama stabilitas bendungan. Agar bendungan kedap air, dipasang lapisan kedap air berupa membran kedap air dimuka lereng hulu (dikenal sebagai bendungan sekat atau facing dams) atau didalam tubuh bendungan berupa inti. Lapisan kedap air atau membran dapat berupa zona kedap air dari tanah, beton, paving beton aspal, geomembran, plat baja, atau didalam tubuh bendungan dapat berupa lapisan kedap air tipis dari tanah, beton, beton aspal, geomembran, seperti yang diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Bendungan urugan batu dengan zona kedap air dari tanah harus dilengkapi filter dan atau transisi untuk mencegah perpindahan material dari zona berbutir halus ke zona berbutir kasar. Secara garis besar bendunag urugan batu dpat dikelompokkan menjadi dua tipe:
- Bendunagn urugan batu dengan lapis kedap air dimuka (bendungan sekat/facing dams).
- Bendungan urugan batu berzona (dengan inti tegak atau miring).
Seperti bendungan urugan tanah, bendungan urugan batu juga dapat rusak atau runtuh akibat meluapnya air waduk, oleh karenanya bendungan harus dilengkapi bangunan pelimpah dengan kapasitas yang cukup. Perkecualian berlaku bagi bendungan pengalih aliran, bendungan detensi banjir atau penangkap sedimen yang secara khusus didisain tahan terhadap meluapnya air waduk, dimana permukaan lerengnya dilengkapi dengan batu-batu besar yang didisain khusu tahan terhadap erosi dari luapan air.
Bendungan urugan batu membutuhkan fondasi yang penurunannya (settlement) kecil agar tidak merusak membran. Jenis fondasi yang cocok untuk dipilih bila; persediaan material batu cukup banyak, fondasi batuan berada atau di dekat permukaan tanah, material tanah yang cocok untuk urugan tanah tidak tersedia, musim hujan yang panjang mengakibatkanpelaksaaan konstruksi tanah urugan menjadi tidak praktis, atau bila pembangunan bendungan beton kurang ekonomis.
- Bendungan yang tidak boleh dilimpasi air (nonoverflow dams). Adalah bendungan yang didesai tidak boleh meluap. Tipe ini lazimnya dibuat dari material urugan tanah dan urugan batu, sering pula berupa bendungan beton yang dikombinasikan dengan pelimpah serta urugan tanah atau batu sisi-sisinya sehingga membentuk bangunan komposit.
3. Pembagian Tipe Bendungan Berdasarkan Materialnya.
Pengelompokan bendungan yang paling lazim digunakan didalam diskusi desain adalah berdasarkan material pembentuk bendungan. Tipe bendungan berdasar material pembentuk bendungan ini, juga dikenal sebagai tipe dasar didalam pembuatan desain bendungan, seperti bendungan beton gaya berat (concrete gravity dams) bendungan beton dengan penyangga (hutress dams), bendungan beton pelengkung (arch dams), bendungan urugan tanah dan urugan batu.
a. Bendungan Urugan Tanah. Adalah bendungan yang paling lazim dibangun, karena konstruksinya menggunakan material galian stempat yang tersedia yang tidak perlu banyak pemrosesan. Dibanding dengan tipe lain, tipe ini dapat dibangun hampir pada segala jenis tanah pondasi dan pada topografi yang kurang baik dan umumnya lebih sering dibangun untuk tujuan penampung air. Pada gambar dibawah ini diperlihatkan berbagai potongan tipe bendungan urugan yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 tipe, yakni:
- Bendungan urugan tanah homogen
- Bendungan urugan tanah berzona (dengan inti tegak atau miring).
Pembuatan zona-zona pada tubuh bendungan adalah bertujuan untuk meningkatkan keamanan bendungan, yaitu dalam rangka mendapatkan kekuatan (strengt) yang cukup, serta pengendalian rembesan dan retakan. Untuk mendapatkan desain yang aman, dapat dibuat berbagai kemungkinan tipe zona; bila material yang digunakan memiliki tingkat lulus air yang rendah atau diperlukan adanya ketahanan terhadap retakan di bendungan perlu dipasang lapisan drainase horizontak yang dikombinasikan dengan drainas tegak atau miring.
Bendungan urugan tanah harus dilengkapi dengan bangunan pelimpah dengan kapasitas yang memadai. Kelemahan utama bendungan tipe ini adalah rawan terhadap erosi yang dapat berakibat kerusakan atau keruntuhan bendungan.
b. Bendungan Urugan Batu. Adalah bendungan urugan yang sebagian besar material timbunannya berupa batu, yang berfungsi sebagai pendukung utama stabilitas bendungan. Agar bendungan kedap air, dipasang lapisan kedap air berupa membran kedap air dimuka lereng hulu (dikenal sebagai bendungan sekat atau facing dams) atau didalam tubuh bendungan berupa inti. Lapisan kedap air atau membran dapat berupa zona kedap air dari tanah, beton, paving beton aspal, geomembran, plat baja, atau didalam tubuh bendungan dapat berupa lapisan kedap air tipis dari tanah, beton, beton aspal, geomembran, seperti yang diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Bendungan urugan batu dengan zona kedap air dari tanah harus dilengkapi filter dan atau transisi untuk mencegah perpindahan material dari zona berbutir halus ke zona berbutir kasar. Secara garis besar bendunag urugan batu dpat dikelompokkan menjadi dua tipe:
- Bendunagn urugan batu dengan lapis kedap air dimuka (bendungan sekat/facing dams).
- Bendungan urugan batu berzona (dengan inti tegak atau miring).
Seperti bendungan urugan tanah, bendungan urugan batu juga dapat rusak atau runtuh akibat meluapnya air waduk, oleh karenanya bendungan harus dilengkapi bangunan pelimpah dengan kapasitas yang cukup. Perkecualian berlaku bagi bendungan pengalih aliran, bendungan detensi banjir atau penangkap sedimen yang secara khusus didisain tahan terhadap meluapnya air waduk, dimana permukaan lerengnya dilengkapi dengan batu-batu besar yang didisain khusu tahan terhadap erosi dari luapan air.
Bendungan urugan batu membutuhkan fondasi yang penurunannya (settlement) kecil agar tidak merusak membran. Jenis fondasi yang cocok untuk dipilih bila; persediaan material batu cukup banyak, fondasi batuan berada atau di dekat permukaan tanah, material tanah yang cocok untuk urugan tanah tidak tersedia, musim hujan yang panjang mengakibatkanpelaksaaan konstruksi tanah urugan menjadi tidak praktis, atau bila pembangunan bendungan beton kurang ekonomis.
No comments:
Post a Comment